Sumber:
Dokumentasi Pribadi
BAB
I
KONSEP-KONSEP DASAR FILSAFAT SEJARAH
- Istilah
filsafat sejarah pertama-tama digunakan oleh Voltaire pada abad ke-18 yang
digunakannya dalam pengertian sejarah kritis atau sejarah ilmiah.
- Istilah
filsafat sejarah digunakan pula oleh penganut aliran positivisme di abad ke-19
di mana mereka berusaha mengungkap hukum-hukum umum yang tidak berubah yang
mengatur perkembangan dan perubahan yang ada dalam peristiwa-peristiwa sejarah.
- Dalam
perkembangan selanjutnya filsafat sejarah terkadang disamakan dengan istilah
teori sejarah.
- Sejarah mengacu
kepada tiga pengertian: sejarah sebagai peristiwa yang benar-benar terjadi,
sejarah sebagai kisah atau ilmu mengenai peristiwa-peristiwa yang telah
terjadi, dan sejarah sebagai nilai.
- Beberapa
penulis berpendapat bahwa sejarah bergerak menurut pola-pola tertentu, bukan
acak tanpa arah, sehingga dengan demikian menjadi tugas filsafat sejarah untuk
mengetahui pola perjalanan arus sejarah tersebut.
- Pembagian
filsafat sejarah:
- Sejarah sering
dipandang sebagai cabang filsafat moral serta menjadi sumber langsung
pendidikan dan pengajaran.
- Metode filsafat
sejarah. Metode merupakan salah satu ciri
kerja ilmiah. Metode adalah suatu cara, prosedur, atau teknik untuk mencapai
suatu tujuan secara efektif dan efisien.
(a) Kontemplatif (perenungan), yaitu merenungkan dengan sedalam-dalamnya;
(b) Spekulatif (kritis, analitis, dan reflektif), yaitu berusaha menganalisis,
membandingkan dan menghubungkan berbagai masalah, menyimpulkan
dan menilainya berulang-ulang sehingga memperoleh pengertian yang
mendalam dan mantap; dan
(c) Deduktif, yaitu berpikir dimulai dari realitas, kaidah, dan asas yang bersifat
umum diterapkan realitas-realitas yang khusus untuk memperoleh
kesimpulan-kesimpulan yang bersifat khusus pula.
a.
Manfaat
spekulatif, yaitu:
- memberikan
wawasan yang luas dan menyeluruh dalam memahami seluruh proses sejarah dengan
segala dinamikanya sehingga dalam memecahkan problem sejarah tidak terjerumus
ke dalam pemikiran-pemikiran yang sempit.
- memandang bahwa
setiap peristiwa sejarah tidak berdiri sendiri melainkan terkait satu sama lain.
b.
Manfaat kritis
- mempertajam kepekaan
kritis dan rasional sejarawan.
- merekonstruksi peristiwa-peristiwa
sejarah secara sistematis, urut, dan nalar dalam suatu bangunan penulisan
sejarah yang utuh.
c.
Manfaat
pragmatis
- manfaat normatif:
memberikan wawasan etis dalam memilih nilai-nilai moral yang terkandung dalam peristiwa-peristiwa
sejarah untuk dijadikan sebagai norma bagi kehidupan sehari-hari.
- manfaat praktis:
menjadikan peristiwa-peristiwa sejarah sebagai pedoman untuk memperbaiki langkah-langkah
di masa mendatang.
Orang-orang Romawi kuno berkata: historia
vitae magistra (sejarah adalah guru kehidupan) dan Francis Bacon berkata: histories
make men wise.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar