Aliran kata dari akal dan hati. Sebuah upaya menebar manfaat melalui jejak digital. Semoga menjadi علم ينتفع به .

21 Maret 2009

5 Maret 1998


Kamis, 5 Maret 1998. Saya ingat hari itu, sampai sekarang. Atau bahkan mungkin sepanjang masa... Atau bukan... bukan cuma hari itu aja, tapi juga 3 hari sebelumnya. Ya, 3 hari.

SAUD atau JAUT, itu panggilan buat kakek saya. Dia adalah orang yang tangguh dan pantang menyerah. Betapa tidak? Postur tubuhnya memang besar tapi dia ngga punya tangan. Dua tangannya diamputasi: kanan sampai di atas siku dan kiri di pergelangan tangan. Jari-jari kakinya pun hilang. Saya engga tau sejak kapan itu terjadi. Yang pasti, sejak kakak saya belum 1 tahun, cacat itu sudah ada. Kabarnya karena infeksi saat dia membetulkan peralatan elektronik yang memang menjadi kehebatan dia. Saya masih punya fotonya waktu menggendong kakak.

Saya pun pernah besar di sisi kakek. Aku ingat, dia tidak pernah mengandalkan orang lain meskipun fisiknya terbatas. Satu-satunya yang dia tidak bisa lakukan sendiri hanyalah makan dan istinja'. Bahkan untuk membersihkan kandang burung dan alat-alat elektroniknya pun, dia lakukan sendiri. Dia bahkan tidak mau kalau di"gratis"in kalo naik angkot. Untuk mencari nafkah, dia membuka warung di rumahnya. Saya kerap kali menjaga warungnya bila nenek pergi mengaji. Sedangkan kakek sendiri memasarkan barang elektroniknya ke Kebayoran Lama ataupun Mayestik. Saya sering liat pundaknya merah akibat lingkaran tali rapia yang membelit pundaknya untuk membawa kipas angin besar atau radio yang dipasarkannya. Oh ya, jadi begini, kakek beli elektronik rusak lalu diperbaiki oleh paman saya. Habis itu baru di jual.

Kakek sakit 3 hari. Komplikasi katanya. Yang pasti dia sakit liver dan sulit buang air. Ah... sangat menyakitkan kalo diceritain di sini. Yang paling saya sesali seumur hidup adalah saya cuma menjenguk dia sekali. Di hari terakhir, Rabu, 4 Maret 1998 saya datang ke rumahnya. Sekeluarga sepakat membawa kakek ke RS Fatmawati. Kenapa baru hari ke-3? Kondisi ekonomi kami sangat tidak memungkinkan saat itu.

Kami sampai di Fatmawati pukul 2 pagi, 5 Maret. Kakek masuk UGD dan baru dapat kamar sekitar pukul 3. Menjelang subuh, kakek mengerang kesakitan. Saya ingat, kala itu 4.10 pagi. Matanya terbelalak dan tubuhnya meronta, padahal sebelumnya dia tidak sebertenaga itu. Perlahan namun pasti, tubuhnya melemah, melemas... lalu nafaspun berhenti dari hidungnya yang mancung. Saya, kakak, nenek dan paman menangis tak sanggup menerima kenyataan itu. Saya masuk toilet dan menangis keras...

Hari ini memang sudah lewat dari tanggal 5 Maret. Saya selalu berdoa agar Allah mengampuni dosa2 kakek dan menempatkannya di tempat terhormat. Juga untuk nenek saya yang 2 tahun lalu wafat. Sepanjang blog ini masih ada... sepanjang dan selama itulah saya berdoa untuk mereka berdua:

اللهم اغفر لهما وارحمهما وعافهما واعف عنهما

Tidak ada komentar: